Luka Tak Terlihat: Realitas Perkosaan Remaja
Perkosaan remaja adalah kejahatan keji yang merenggut masa depan dan meninggalkan trauma mendalam pada korbannya. Bukan sekadar statistik, ini adalah realitas pahit yang menuntut perhatian serius dari kita semua.
Dampak perkosaan pada remaja melampaui luka fisik. Ia meninggalkan trauma psikologis berat seperti depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), hingga kesulitan dalam membentuk hubungan sosial. Masa remaja, yang seharusnya penuh eksplorasi dan pertumbuhan, dirusak oleh pengalaman pahit yang membekas seumur hidup.
Sayangnya, kasus perkosaan remaja sering kali tidak terlaporkan karena rasa malu, takut, stigma sosial, atau ancaman dari pelaku. Penting bagi korban untuk mendapatkan dukungan medis, psikologis, dan hukum yang komprehensif tanpa penghakiman. Edukasi seksualitas yang komprehensif, kesadaran tentang persetujuan (consent), dan penguatan lingkungan aman di rumah dan sekolah adalah kunci pencegahan.
Melawan perkosaan remaja adalah tanggung jawab kolektif. Kita harus menciptakan ruang di mana korban berani bersuara, pelaku bertanggung jawab, dan masyarakat proaktif dalam melindungi generasi muda. Jangan biarkan ‘luka tak terlihat’ ini terus merenggut masa depan mereka.