Perang dan perdamaian

Keputusan Manusia: Antara Peluru dan Merpati

Dalam lintasan sejarah manusia, dua kekuatan selalu bersisian, namun bertolak belakang: perang dan perdamaian. Keduanya mewakili puncak ekstrem pengalaman kita di bumi.

Perang, dengan segala dentuman dan kehancurannya, adalah manifestasi kegagalan dialog. Dipicu oleh ambisi kekuasaan, perbedaan ideologi, ketidakadilan, atau kesalahpahaman mendalam, ia meninggalkan jejak kehancuran, penderitaan tak terhingga, jutaan nyawa melayang, dan peradaban yang runtuh. Perang adalah biaya termahal yang dibayar manusia atas ketidakmampuan berdamai.

Namun, di sisi lain, ada perdamaian. Bukan sekadar ketiadaan perang, melainkan kondisi harmoni, pengertian, dan kerja sama. Perdamaian dibangun di atas fondasi dialog, diplomasi, penghormatan terhadap keberagaman, dan keadilan sosial. Ia memungkinkan pembangunan, inovasi, kebahagiaan, dan kemajuan peradaban yang berkelanjutan. Perdamaian adalah investasi terbesar untuk masa depan kemanusiaan.

Pada akhirnya, pilihan selalu ada di tangan manusia. Apakah kita akan terus terjerumus dalam lingkaran kekerasan yang merusak, ataukah kita akan berinvestasi dalam dialog, pengertian, dan keadilan untuk membangun dunia yang damai dan makmur? Perdamaian bukanlah impian yang utopis, melainkan upaya berkelanjutan yang harus diperjuangkan setiap hari oleh setiap individu dan bangsa. Pilihan ada di tangan kita: antara memilih peluru atau merpati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *