Panggilan Berbahaya: Jerat Pemerasan Video Call
Di era digital yang serba terhubung ini, kemudahan komunikasi juga membawa risiko baru. Salah satu kejahatan siber yang marak terjadi adalah pemerasan melalui panggilan video, atau yang dikenal dengan istilah "sextortion". Ini adalah ancaman nyata yang bisa menjerat siapa saja.
Bagaimana Modusnya?
Pelaku biasanya menyamar dengan identitas palsu yang menarik di media sosial atau aplikasi kencan. Mereka akan membangun kedekatan dan kepercayaan, lalu mengajak korban untuk melakukan panggilan video, seringkali dengan nuansa intim atau pribadi. Tanpa disadari korban, momen tersebut direkam secara diam-diam oleh pelaku. Setelah rekaman didapatkan, pelaku akan mengancam akan menyebarkannya ke media sosial, keluarga, atau rekan kerja korban jika tidak dituruti tuntutan uang.
Dampak dan Bahayanya:
Dampaknya sangat serius. Selain kerugian finansial yang bisa sangat besar, korban juga mengalami tekanan psikologis berat, rasa malu, cemas, depresi, bahkan trauma. Reputasi dan privasi bisa hancur dalam sekejap.
Cara Menghindarinya:
- Selalu Curiga: Jangan mudah percaya pada profil asing yang terlalu sempurna atau langsung mengajak interaksi intim.
- Jaga Privasi: Jangan pernah melakukan aktivitas pribadi atau intim melalui video call dengan orang yang baru dikenal, apalagi yang identitasnya belum terverifikasi.
- Verifikasi Identitas: Jika ragu, cari informasi lebih lanjut tentang orang tersebut di platform lain.
- Pengaturan Privasi: Pastikan pengaturan privasi di semua akun media sosial Anda aman dan terbatas.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menjadi Korban?
- Jangan Panik dan Jangan Pernah Membayar: Membayar hanya akan memicu tuntutan lain yang tak berkesudahan.
- Blokir Semua Kontak Pelaku: Putuskan semua jalur komunikasi dengan pelaku.
- Simpan Bukti: Kumpulkan semua bukti komunikasi (screenshot chat, nomor rekening, nama profil pelaku).
- Laporkan ke Pihak Berwajib: Segera laporkan kejadian ini ke polisi atau unit siber terkait. Mereka bisa membantu melacak pelaku dan memberikan perlindungan hukum.
Pendidikan dan kesadaran adalah kunci utama. Mari lebih bijak dan berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya, karena kejahatan siber selalu mengintai di balik layar.