Cinta yang Menyakiti: Jerat Kekerasan dalam Pacaran
Hubungan pacaran seharusnya menjadi ruang yang aman untuk tumbuh dan saling mendukung. Namun, bagi banyak individu, ia justru berubah menjadi arena kekerasan yang tersembunyi. Kekerasan dalam pacaran (KDP) bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan pola perilaku dominan dan manipulatif yang merenggut kebebasan dan harga diri korban.
KDP bisa berwujud fisik (memukul, mendorong), verbal (menghina, mengancam), emosional (memanipulasi, mengisolasi dari teman/keluarga), hingga seksual atau ekonomi. Intinya adalah upaya kontrol dan penguasaan terhadap pasangan, bukan cinta yang tulus.
Korban KDP seringkali mengalami luka yang dalam, tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikis. Mereka mungkin kehilangan kepercayaan diri, merasa cemas, depresi, terisolasi, dan terus-menerus dihantui rasa takut atau bersalah, padahal mereka adalah pihak yang dirugikan. Manipulasi membuat mereka sulit menyadari bahwa perilaku tersebut tidak normal atau bahkan berbahaya.
Mengapa sulit keluar dari jeratan ini? Rasa takut akan ancaman, harapan palsu akan perubahan, ketergantungan emosional atau finansial, serta stigma sosial seringkali menjadi tembok penghalang. Korban mungkin merasa malu atau berpikir bahwa ini adalah kesalahan mereka.
Penting untuk diingat: kekerasan dalam bentuk apapun bukanlah bagian dari hubungan yang sehat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami KDP, sadarilah bahwa Anda tidak sendiri dan ada jalan keluar. Mencari bantuan dari teman, keluarga, konselor, atau lembaga perlindungan adalah langkah awal yang krusial. Suara Anda penting, dan keselamatan serta kesejahteraan Anda adalah prioritas utama.